Skandal vega dibalik Bukan Empat Mata - Istrinya yang hamil tua, membuat tukul kelimpungan untuk melampiaskan nafsu biologis yang biasanya rutin tersalurkan dengan istrinya susi similikiti weleh weleh, ditambah lagi pekerjaannya sebagai host empat Mata yang sehari- hari ditemeni oleh Vega yang seksi dan bintang tamu yang sering tampil menggoda, membuat tukul makin mupeng dan tak tersalurkan.
Hal ini berimbas pada performa dia saat tampil sebagai Host, yang biasanya lebih bisa mengeluarkan lawakan2 ringan yang mengena, menjadi lebih banyak seriusnya hingga rating acaranya semakin turun. Hal ini memang disadari sendiri oleh tukul dan seluruh crew empat mata.
Saat take syuting selesai dan semua mulai mempersiapkan diri untuk pulang, Tukul masih terdiam di kursi ruang ganti dengan kepala tertunduk lesu. Dia sadar kalo begini terus, acaranya bisa tutup dan dia kembali lagi ke masa2 dulu yang penuh kemiskinan, dia khawatir anak istrinya tidak siap untuk kembali lagi ke masa2 susah seperti dulu. Saat Tukul merenungi nasibnya, Vega datang untuk pamit pulang. Tapi karena sedang melamun Tukul tidak langsung merespon hingga Vega merasa khawatir dengan Tukul.
"Ada apa mas, kok kayak lagi banyak pikiran" tanya Vega
"Ah, enggak ada apa-apa kok veg..." elak Tukul tapi setelah itu diselingi dengan tarikan nafas panjang yang menandakan pikiran yang penuh.
Ngeliat itu, vega duduk didepan Tukul.
"Ada apa sih mas... kayaknya pusing banget... sapa tau saya bisa bantu"
Setelah lama dibujuk oleh Vega, Tukul pun bercerita kekhawatirannya kalau rating show nya turun terus, bisa2 acaranya ditutup dan semua orang yang terlibat didalamnya bisa kehilangan pekerjaan.
Vega merasakan hal yang sama, dilingkupi oleh kekhawatiran yang sama, tapi mencoba untuk bersikap
tegar dan dewasa.
"Udah lah mas, itu sih masalah rejeki, sudah ada yang ngatur, seenggaknya saya sih udah sampe sejauh ini pun sudah bersyukur mas, ga nyangka bisa kayak gini juga, kalau ga berkat mas Tukul, mungkin saya ga kayak gini mas", ucap Vega lirih, tanpa terasa matanya berkaca-kaca dan kemudian air matanya mengalir di pipinya yang putihmulus.
Ngeliat itu Tukul refleks merangkul bahu Vega untuk menenangkannya..
"Ga lah Veg, ini semua bukan cumin karena saya, tapi kamu juga, yang lain juga... tapi kalo walaupun entar acara ini berhenti, kamu jangan lupain saya ya Veg..." bisik Tukul lirih..
Mendengar itu, tangis vega pun menjadi, dia bergerak memeluk tukul hingga dadanya yang saat itu menggunakan pakaian yang menunjukan belahan dadanya yang montok, menempel di dada tukul. Walaupun kondisi sedang sedih, sentuhan toket Vega didadanya menghidupkan nafsu birahinya yang selama ini tak tersalurkan dan menjadi biang semua masalah yang ada.
Tangannya bergerak merangkul badan Vega, semula hanya mengelus-elus punggungnya seiring dengan naiknya birahi tukul, elus-elus itu berubah menjadi remasan-remasan kecil di punggungnya, kemudian bergerak kebawah ke arah pinggangnya.
Wangi tubuh Vega terhirup oleh hidung tukul semakin memperkeruh pikirannya. Perlahan bibirnya mencium rambut Vega kemudian bergerak ke telinganya.
Menyadari ada perubahan sikap, Vega bergerak merespon, menolak badan tukul untuk menjauh.
"Mas Tukul, apa-apa in sih... inget mbak susi mas yang lagi hamil" sungut Vega agak marah.
Tukul kemudiann sadar, kemudian bergerak menjauh.
"Iya Veg, maaf banget, aku ga tahan Veg... udah ampir 7 bulan aku ga dapet..." kata tukul lirih..
"Lho, masak sih mas? kok bisa??" Vega yang semula marah bertanya heran
"Iya Veg, itulah yang bikin aku pusing Veg, tiap aku minta, Susi malah marah2, kayaknya bawaan dari oroknya tuh, sejak hamil jadi gitu" tukul berkata pelan..
Vega termenung mendengar cerita tukul, dia tau tukul tidak berbohong, pikirannya langsung berkata bahwa ini adalah pangkal dari semua permasalahan yang ada, Vega paham, kondisi di rumah yang tidak mendukung membuat tukul stress dan tidak lepas lagi dalam becanda hingga acaranya semakin lama semakin garing.
Walaupun sudah agak reda, nafsu tukul masih menyala-nyala, apalagi melihat sosok tubuh seksi Vega yang hanya beberapa senti didepannya, wangi tubuh Vega semakin menyulut nafsu tukul.
"Veg, bantuin aku dong Veg, aku udah ga tahan lagi kayak gini.." tukul memelas...
"Maksudnya bantuin gimana mas?"
"yaa... bantuin aku supaya pikiranku lepas.."
"maksudnya?..." pikiran Vega mulai menebak-nebak, akhirnya "hah??.. maksudnya aku musti gantiin mbak susi ngeladenin mas tukul?, enggak ah mas!!" ujar Vega sengit, dia ga percaya tukul meminta hal seperti itu...
emangnya dia barang cadangan yang bisa dipake seenaknya...
"iya..sih.. aku memang minta terlalu banyak Veg..tapi kalo kamu ga mau.. ya gapapa deh.." kata tukul menghiba, kemudian berdiri menjauhi Vega..
Melihat itu, Vega kasihan juga, dia berpikir ini untuk kebaikan semua orang termasuk dia sendiri "Ya sudah mas, aku mau bantu" kata Vega pelan...
Tukul seolah tak percaya dengan pendengarannya, "bener Veg??".. Tanya tukul memastikan...
"Iya... tapi pake tangan aja ya mas..." kata Vega, dia sendiri ga percaya dia menyanggupi permintaan tak senonoh itu.
Walaupun mengharap lebih, tapi pikiran untuk mendapat hand job dari Vega membuatnya excited juga... "terima kasih ya veg, kamu memang temen yang baik..."
"Udah diem, jangan banyak omong, sinih kubuka celananya"
Tukul seakan tak percaya ketika tangan vega membuka ikat pinggang, kancing, ritsluiting dan memlorotkan celananya, dia melihat respon keterkejutan vega ketika batangnya menyeruak keluar saat celana dalamnya diturunkan oleh vega. Tubuhnya terasa tersengat ketika tangan mungil vega mulai menggenggam batangnya dan bergerak mengocoknya.
Vega mengeluarkan teknik terbaiknya untuk mengocok batang kejantanan tukul, berharap supaya cepat muncratdan selesai, tapi dugaannya meleset walaupun berbagai teknik ngocok dia keluarkan mulai dari ngocok perlahan hingga cepat, tukul masih juga bertahan.
"Veg.. kalo boleh.. aku lihat susumu veg.." pinta tukul
"apa?? enggak ah mas..." tolak vega
"ya sudah, maksudku biar cepet keluarnya veg..."
bener juga pikir vega, akhirnya dia bersedia menurunkan bajunya kebawah hingga munculah toket kenyal dan montok milik vega dengan warna puting merah jambu yang masih belum muncul karena belum dipakai untuk menyusui.
Tangan tukul refleks bergerak meremas toketnya.
Vega kaget karena dia ga tau toketnya bakal diremas, tapi karena berpikir supaya bisa cepat keluar akhirnya dia biarin tangan tukul meremas-remas toketnya yang montok sambil bergerak memelintir puting susunya.
Dihadapkan dengan situasi itu, lama-lama birahi Vega naik juga, remasan tukul ditoketnya serta didepannya terpampang konti tukul yang hitam, gemuk dan panjang itu membuat pikiran warasnya dikuasai birahi. tanpa disuruh, vega bergerak menciumi kepala konti tukul sebelum akhirnya mengulumnya.
Tukul melenguh merasakan kontinya dikulum oleh mulut Vega yang bergerak maju mundur memberinya kenikmatan tiada tara yang selama ini hanya ada dalam hayalannya. Sudah lama tukul menghayalkan dia bisa ******* Vega yang berbadan seksi, dan sekaranglah saat itu.
Lidah vega meliuk-liuk menjilati konti tukul memberikan service terbaik yang pernah dia berikan, bahkan pada pacarnya pun dia belum pernah memberikan kuluman seperti itu.
Birahinya yang tinggi, membuat dia pasrah ketika tangan tukul bergerak melucuti seluruh pakaian yang dia kenakan, hingga dia kini telanjang bulat, memberikan pemandangan yang sangat membanngkitkan gairah lelaki manapun yang melihatnya.
Vega menarik tukul untuk pindah ke kursi sofa yang terletak tidak jauh dari mereka, sambil mulutnya masih mengulum dan menghisap ****** tukul seolah-olah sayang untuk dilepas walaupun untuk sesaat. Badan tukul dibaringkan di sofa itu, kemudian vega menindih tubuh tukul hingga memeknya yang tercukur rapi berada diatas wajah tukul. Tukul langsung tanggap bergerak menciumi memek vega, dan memainkan klitorisnya dengan jilatan dan sapuan bibirnya.
Vega melenguh merasakan sapuan bibir monyong tukul, dia ga nyangka ternyata permainan bibir tukul sangat dahsyat dirasakan oleh vaginanya, hingga akhirnya Vega melenguh panjang
"aaahhh...." gelombang birahi vega mencapai puncaknya, dia merasakan
orgasme yang hebat oleh permainan bibir tukul.
Vega pun tidak mau kalah, dia kembali bergerak lebih agresif mengulum,
menghisap dan menjilat ****** tukul.
Dia tidak habis pikir, tukul yang katanya sudah lama tidak memperoleh jatah dari istrinya, masih tahan untuk tidak segera muncrat.
Selama beberapa saat mereka bersaing untuk saling memuaskan pasangannyadalam posisi 69, hingga akhirnya birahi Vega kembali meninggi, diapun bergerak memutar.
"Aku puasin ya mas..." bisik Vega
sambil mengangkangi badan tukul, tangannya bergerak memegang ****** tukul dan mengarahkan keliang vaginanya dan "bless..." akhirnya ****** tukul menembus memek sempit Vega... tukul
merasakan nikmat yang tiada tara, akhirnya lengkap sudah, dia akhirnyaberhasil ******* Vega, gadis seksi yang selama ini mengisi khayalannya saat dia masturbasi atau bahkan saat berhubungan intim ddengan istrinya.
Vega bergerak liar, menggoyangkan pinggulnya untuk merasakan setiap senti ruang memeknya tersentuh oleh batang ****** tukul. Pinggulnya naik perlahan dan kemudian dibenamkan kembali ke arah kontolnya sedalam-dalamnya hingga menyenntuh dinding rahimnya. Panjangnya ******
tukul membuat dia leluasa menggerakan pinggulnya memutar- mutar dan merasakan gelombang birahi yang tinggi hingga akhirnya diamenjemput puncak orgasme yang entah keberapa kalinya.
Tukul balik memegang kendali, dia meminta Vega untuk menungging dengan tangan berpangku di sofa, perlahan tukul mengarahkan kontolnya ke memek vega dan bless, pacuan birahi pun kembali dimulai. Dengan gaya doggy style, memek Vega yang rapat semakin terasa menjepit kontolnya hingga akhirnya tukul merasakan kenikmatan yang tinggi dan ..."aaakhh..." gelombang kenikmatan menghantarkan pejunya keluar menandakan tibanya puncak kenikmatan yang selama ini terpendam. Vega pun kembali meraih orgasme yang tinggi ketika tukul memacu kontolnya bergerak keluar masuk dengan kecepatan tinggi dan menyemburkan peju hangat dengan deras di vaginanya.
Mereka berdua pun ambruk, disofa dengan nafas terengah-engah, Vega meringkuk dipeluk oleh tukul dari belakang.
"Terima kasih Veg, itu ******* paling nikmat yang pernah saya alami"... kata tukul..
vega tidak menjawab, dia pun merasakan hal yang sama, tetapi dia sadar bahwa dia sudah kebablasan, tadinya dia hanya ingin memberi tukul handjob, tapi ternyata keterusan, ada sedikit penyesalan, dia merasa menjadi perempuan murahan. Dia bergerak memunguti bajunya, menatap wajah tukul yang jauh dari ganteng, pandanganya turun ke bawah melihat ****** yang baru saja memberinya keikmatan.
Nafsu birahinya kembali muncul, dia bergerak perlahan kemudian kembali nyepong ****** tokol yang masih lemas, hingga tegak kembali dan siap tempur.
Mereka ******* sekali lagi sebelum akhirnya pulang karena kamar gantinya sudah digedor oleh satpam karena studio udah sepi dan waktunya untuk pulang. Sejak saat itu, mereka sering berkali-kali curi kesempatan walau untuk sekedar quickie sex disela-sela syuting yang menyita waktu.
Hal ini berimbas pada performa dia saat tampil sebagai Host, yang biasanya lebih bisa mengeluarkan lawakan2 ringan yang mengena, menjadi lebih banyak seriusnya hingga rating acaranya semakin turun. Hal ini memang disadari sendiri oleh tukul dan seluruh crew empat mata.
Saat take syuting selesai dan semua mulai mempersiapkan diri untuk pulang, Tukul masih terdiam di kursi ruang ganti dengan kepala tertunduk lesu. Dia sadar kalo begini terus, acaranya bisa tutup dan dia kembali lagi ke masa2 dulu yang penuh kemiskinan, dia khawatir anak istrinya tidak siap untuk kembali lagi ke masa2 susah seperti dulu. Saat Tukul merenungi nasibnya, Vega datang untuk pamit pulang. Tapi karena sedang melamun Tukul tidak langsung merespon hingga Vega merasa khawatir dengan Tukul.
"Ada apa mas, kok kayak lagi banyak pikiran" tanya Vega
"Ah, enggak ada apa-apa kok veg..." elak Tukul tapi setelah itu diselingi dengan tarikan nafas panjang yang menandakan pikiran yang penuh.
Ngeliat itu, vega duduk didepan Tukul.
"Ada apa sih mas... kayaknya pusing banget... sapa tau saya bisa bantu"
Setelah lama dibujuk oleh Vega, Tukul pun bercerita kekhawatirannya kalau rating show nya turun terus, bisa2 acaranya ditutup dan semua orang yang terlibat didalamnya bisa kehilangan pekerjaan.
Vega merasakan hal yang sama, dilingkupi oleh kekhawatiran yang sama, tapi mencoba untuk bersikap
tegar dan dewasa.
"Udah lah mas, itu sih masalah rejeki, sudah ada yang ngatur, seenggaknya saya sih udah sampe sejauh ini pun sudah bersyukur mas, ga nyangka bisa kayak gini juga, kalau ga berkat mas Tukul, mungkin saya ga kayak gini mas", ucap Vega lirih, tanpa terasa matanya berkaca-kaca dan kemudian air matanya mengalir di pipinya yang putihmulus.
Ngeliat itu Tukul refleks merangkul bahu Vega untuk menenangkannya..
"Ga lah Veg, ini semua bukan cumin karena saya, tapi kamu juga, yang lain juga... tapi kalo walaupun entar acara ini berhenti, kamu jangan lupain saya ya Veg..." bisik Tukul lirih..
Mendengar itu, tangis vega pun menjadi, dia bergerak memeluk tukul hingga dadanya yang saat itu menggunakan pakaian yang menunjukan belahan dadanya yang montok, menempel di dada tukul. Walaupun kondisi sedang sedih, sentuhan toket Vega didadanya menghidupkan nafsu birahinya yang selama ini tak tersalurkan dan menjadi biang semua masalah yang ada.
Tangannya bergerak merangkul badan Vega, semula hanya mengelus-elus punggungnya seiring dengan naiknya birahi tukul, elus-elus itu berubah menjadi remasan-remasan kecil di punggungnya, kemudian bergerak kebawah ke arah pinggangnya.
Wangi tubuh Vega terhirup oleh hidung tukul semakin memperkeruh pikirannya. Perlahan bibirnya mencium rambut Vega kemudian bergerak ke telinganya.
Menyadari ada perubahan sikap, Vega bergerak merespon, menolak badan tukul untuk menjauh.
"Mas Tukul, apa-apa in sih... inget mbak susi mas yang lagi hamil" sungut Vega agak marah.
Tukul kemudiann sadar, kemudian bergerak menjauh.
"Iya Veg, maaf banget, aku ga tahan Veg... udah ampir 7 bulan aku ga dapet..." kata tukul lirih..
"Lho, masak sih mas? kok bisa??" Vega yang semula marah bertanya heran
"Iya Veg, itulah yang bikin aku pusing Veg, tiap aku minta, Susi malah marah2, kayaknya bawaan dari oroknya tuh, sejak hamil jadi gitu" tukul berkata pelan..
Vega termenung mendengar cerita tukul, dia tau tukul tidak berbohong, pikirannya langsung berkata bahwa ini adalah pangkal dari semua permasalahan yang ada, Vega paham, kondisi di rumah yang tidak mendukung membuat tukul stress dan tidak lepas lagi dalam becanda hingga acaranya semakin lama semakin garing.
Walaupun sudah agak reda, nafsu tukul masih menyala-nyala, apalagi melihat sosok tubuh seksi Vega yang hanya beberapa senti didepannya, wangi tubuh Vega semakin menyulut nafsu tukul.
"Veg, bantuin aku dong Veg, aku udah ga tahan lagi kayak gini.." tukul memelas...
"Maksudnya bantuin gimana mas?"
"yaa... bantuin aku supaya pikiranku lepas.."
"maksudnya?..." pikiran Vega mulai menebak-nebak, akhirnya "hah??.. maksudnya aku musti gantiin mbak susi ngeladenin mas tukul?, enggak ah mas!!" ujar Vega sengit, dia ga percaya tukul meminta hal seperti itu...
emangnya dia barang cadangan yang bisa dipake seenaknya...
"iya..sih.. aku memang minta terlalu banyak Veg..tapi kalo kamu ga mau.. ya gapapa deh.." kata tukul menghiba, kemudian berdiri menjauhi Vega..
Melihat itu, Vega kasihan juga, dia berpikir ini untuk kebaikan semua orang termasuk dia sendiri "Ya sudah mas, aku mau bantu" kata Vega pelan...
Tukul seolah tak percaya dengan pendengarannya, "bener Veg??".. Tanya tukul memastikan...
"Iya... tapi pake tangan aja ya mas..." kata Vega, dia sendiri ga percaya dia menyanggupi permintaan tak senonoh itu.
Walaupun mengharap lebih, tapi pikiran untuk mendapat hand job dari Vega membuatnya excited juga... "terima kasih ya veg, kamu memang temen yang baik..."
"Udah diem, jangan banyak omong, sinih kubuka celananya"
Tukul seakan tak percaya ketika tangan vega membuka ikat pinggang, kancing, ritsluiting dan memlorotkan celananya, dia melihat respon keterkejutan vega ketika batangnya menyeruak keluar saat celana dalamnya diturunkan oleh vega. Tubuhnya terasa tersengat ketika tangan mungil vega mulai menggenggam batangnya dan bergerak mengocoknya.
Vega mengeluarkan teknik terbaiknya untuk mengocok batang kejantanan tukul, berharap supaya cepat muncratdan selesai, tapi dugaannya meleset walaupun berbagai teknik ngocok dia keluarkan mulai dari ngocok perlahan hingga cepat, tukul masih juga bertahan.
"Veg.. kalo boleh.. aku lihat susumu veg.." pinta tukul
"apa?? enggak ah mas..." tolak vega
"ya sudah, maksudku biar cepet keluarnya veg..."
bener juga pikir vega, akhirnya dia bersedia menurunkan bajunya kebawah hingga munculah toket kenyal dan montok milik vega dengan warna puting merah jambu yang masih belum muncul karena belum dipakai untuk menyusui.
Tangan tukul refleks bergerak meremas toketnya.
Vega kaget karena dia ga tau toketnya bakal diremas, tapi karena berpikir supaya bisa cepat keluar akhirnya dia biarin tangan tukul meremas-remas toketnya yang montok sambil bergerak memelintir puting susunya.
Dihadapkan dengan situasi itu, lama-lama birahi Vega naik juga, remasan tukul ditoketnya serta didepannya terpampang konti tukul yang hitam, gemuk dan panjang itu membuat pikiran warasnya dikuasai birahi. tanpa disuruh, vega bergerak menciumi kepala konti tukul sebelum akhirnya mengulumnya.
Tukul melenguh merasakan kontinya dikulum oleh mulut Vega yang bergerak maju mundur memberinya kenikmatan tiada tara yang selama ini hanya ada dalam hayalannya. Sudah lama tukul menghayalkan dia bisa ******* Vega yang berbadan seksi, dan sekaranglah saat itu.
Lidah vega meliuk-liuk menjilati konti tukul memberikan service terbaik yang pernah dia berikan, bahkan pada pacarnya pun dia belum pernah memberikan kuluman seperti itu.
Birahinya yang tinggi, membuat dia pasrah ketika tangan tukul bergerak melucuti seluruh pakaian yang dia kenakan, hingga dia kini telanjang bulat, memberikan pemandangan yang sangat membanngkitkan gairah lelaki manapun yang melihatnya.
Vega menarik tukul untuk pindah ke kursi sofa yang terletak tidak jauh dari mereka, sambil mulutnya masih mengulum dan menghisap ****** tukul seolah-olah sayang untuk dilepas walaupun untuk sesaat. Badan tukul dibaringkan di sofa itu, kemudian vega menindih tubuh tukul hingga memeknya yang tercukur rapi berada diatas wajah tukul. Tukul langsung tanggap bergerak menciumi memek vega, dan memainkan klitorisnya dengan jilatan dan sapuan bibirnya.
Vega melenguh merasakan sapuan bibir monyong tukul, dia ga nyangka ternyata permainan bibir tukul sangat dahsyat dirasakan oleh vaginanya, hingga akhirnya Vega melenguh panjang
"aaahhh...." gelombang birahi vega mencapai puncaknya, dia merasakan
orgasme yang hebat oleh permainan bibir tukul.
Vega pun tidak mau kalah, dia kembali bergerak lebih agresif mengulum,
menghisap dan menjilat ****** tukul.
Dia tidak habis pikir, tukul yang katanya sudah lama tidak memperoleh jatah dari istrinya, masih tahan untuk tidak segera muncrat.
Selama beberapa saat mereka bersaing untuk saling memuaskan pasangannyadalam posisi 69, hingga akhirnya birahi Vega kembali meninggi, diapun bergerak memutar.
"Aku puasin ya mas..." bisik Vega
sambil mengangkangi badan tukul, tangannya bergerak memegang ****** tukul dan mengarahkan keliang vaginanya dan "bless..." akhirnya ****** tukul menembus memek sempit Vega... tukul
merasakan nikmat yang tiada tara, akhirnya lengkap sudah, dia akhirnyaberhasil ******* Vega, gadis seksi yang selama ini mengisi khayalannya saat dia masturbasi atau bahkan saat berhubungan intim ddengan istrinya.
Vega bergerak liar, menggoyangkan pinggulnya untuk merasakan setiap senti ruang memeknya tersentuh oleh batang ****** tukul. Pinggulnya naik perlahan dan kemudian dibenamkan kembali ke arah kontolnya sedalam-dalamnya hingga menyenntuh dinding rahimnya. Panjangnya ******
tukul membuat dia leluasa menggerakan pinggulnya memutar- mutar dan merasakan gelombang birahi yang tinggi hingga akhirnya diamenjemput puncak orgasme yang entah keberapa kalinya.
Tukul balik memegang kendali, dia meminta Vega untuk menungging dengan tangan berpangku di sofa, perlahan tukul mengarahkan kontolnya ke memek vega dan bless, pacuan birahi pun kembali dimulai. Dengan gaya doggy style, memek Vega yang rapat semakin terasa menjepit kontolnya hingga akhirnya tukul merasakan kenikmatan yang tinggi dan ..."aaakhh..." gelombang kenikmatan menghantarkan pejunya keluar menandakan tibanya puncak kenikmatan yang selama ini terpendam. Vega pun kembali meraih orgasme yang tinggi ketika tukul memacu kontolnya bergerak keluar masuk dengan kecepatan tinggi dan menyemburkan peju hangat dengan deras di vaginanya.
Mereka berdua pun ambruk, disofa dengan nafas terengah-engah, Vega meringkuk dipeluk oleh tukul dari belakang.
"Terima kasih Veg, itu ******* paling nikmat yang pernah saya alami"... kata tukul..
vega tidak menjawab, dia pun merasakan hal yang sama, tetapi dia sadar bahwa dia sudah kebablasan, tadinya dia hanya ingin memberi tukul handjob, tapi ternyata keterusan, ada sedikit penyesalan, dia merasa menjadi perempuan murahan. Dia bergerak memunguti bajunya, menatap wajah tukul yang jauh dari ganteng, pandanganya turun ke bawah melihat ****** yang baru saja memberinya keikmatan.
Nafsu birahinya kembali muncul, dia bergerak perlahan kemudian kembali nyepong ****** tokol yang masih lemas, hingga tegak kembali dan siap tempur.
Mereka ******* sekali lagi sebelum akhirnya pulang karena kamar gantinya sudah digedor oleh satpam karena studio udah sepi dan waktunya untuk pulang. Sejak saat itu, mereka sering berkali-kali curi kesempatan walau untuk sekedar quickie sex disela-sela syuting yang menyita waktu.