Semacam kristal yang penemunya mendapat hadiah Nobel dipastikan tersedia dalam bentuk alami yang datang dari luar angkasa melalui meteorit. Kristal yang kini juga diproduksi di laboratorium itu sekarang dipakai untuk membuat pisau cukur dan wajan penggorengan antilengket.
Adalah ilmuwan Israel, Dan Schechtman, yang berhasil mendapatkan Nobel Kimia pada 2011 lalu setelah menciptakan kuasikristal yang lebih keras dari kristal biasa dan memiliki struktur tak biasa antara simetri kristal dan kaca berpendar. Beberapa peneliti percaya, kuasikristal ini dapat digunakan untuk memproduksi barang yang lebih licin daripada teflon.
Riset Schechtman di tahun 1980-an awalnya ditanggapi dengan skeptisisme dan ejekan dari kolega, yang berpendapat kuasikristal tak mungkin. Namun setelah itu, muncul sejumlah kuasikristal yang dibuat di laboratorium.
Beberapa tahun yang lalu, para ilmuwan tak mengira kristal semacam ini ada di alam. Upaya pencariannya pun bak film Indiana Jones daripada sebuah proyek riset karena melibatkan buku diari rahasia dan penyelundup.
"Ini kisah sebuah novel," kata pengajar dari Universitas Princeton, Paul Steinhardt, kepada Reuters.
Penemuan kuasikristal alami merupakan "pengejut sejati" banyak geolog dan orang-orang yang berusaha menciptakannya di bawah kondisi laboratorium. Tahun 2009, Steinhardt dan Luca Bindi dari Universitas Florence di Italia menemukan kuasikristal ini di sampel batuan yang diduga berasal dari pegunungan Koryak di timur jauh Rusia.
Dan sampel itu diduga datang dari sebuah meteorit. Namun banyak yang meragukan sehingga Steinhardt menggelar ekspedisi ke Rusia untuk mendapatkan sampel yang lebih banyak. Timnya menyaring sedimen satu setengah ton dan menemukan sembilan butiran berisi kuasikristal.
Museum Florence mendapatkan sampel awal itu tahun 1990 dari seorang kolektor di Amsterdam yang telah meninggal. Ilmuwan menemukan janda kolektor yang memperlihatkan diari rahasia berisi sebuah kaitan operasi penyelundupan keluar dari Rusia. Jurnal harian itu merujuk pada Valery Kryachko yang menggali bebatuan di bagian terpencil Rusia pada tahun 1979.
Sampel baru ditemukan di kawasan yang tak memiliki tekanan ekstrem untuk bisa memproduksi kristal, sehingga memperkuat teori mereka datang dari luar angkasa sekitar 15 ribu tahun lalu dibawa sebuah meteorit yang terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu di awal mula sistem tata surya.
Steinhardt menyatakan penemuan kuasikristal alami ini akan memunculkan banyak pertanyaan pada geolog. "Bagaimana kuasikristal terbentuk secara sempurna di dalam sebuah meteorit ketika biasanya kita hanya bisa menghasilkan sesempurna itu dari laboratorium?"
Makalah ekspedisi ini diterbitkan awal Agustus 2012 ini di jurnal ilmiah Inggris, Reports on Progress in Physics. Reuters melansirnya kembali pada Jumat, 10 Agustus.