Buku Bahasa Sunda Berbau Seks Beredar Di Sekolah





Kalangan guru dan pustakawan beberapa sekolah di Bandung dua hari belakangan ini mendadak sibuk mencari sebuah buku berbahasa Sunda di rak perpustakaan sekolah. Judul buku incaran itu Ngeunah -eneh Inem (Masih Enak Inem) dengan sampul bergambar karikatur seorang lelaki dan perempuan di kamar tidur.

"Di sekolah kami ada dua eksemplar," kata guru SMAN 9 Bandung, Iwan Hermawan kepada Tempo, Rabu, 30 Januari 2013. Buku serupa juga ditemukan di Perpustakaan SMAN 9 dan di SMPN 23 Bandung. Iwan memperkirakan buku itu juga tersebar ke sekolah lain.

Judul buku itu mengambil salah satu judul cerita di dalamnya. Buku terbitan Geger Sunten, Bandung, pada 2007 tersebut merupakan jilid ketiga dari kumpulan cerita humor berbahasa Sunda Sabulangbentor. Sejak ditemukan di perpustakaan SMPN 23 Bandung baru-baru ini, buku itu menuai protes karena bisa masuk ke sekolah dan jadi bacaan siswa.

Cerita Ngeunah -eneh Inem tentang pasangan suami istri yang sibuk bekerja. Suaminya kemudian selingkuh dengan pembantu bernama Inem, sedangkan istrinya main mata dengan sopir keluarga. "Penerbit menjual ke sekolah karena sudah lolos tim penilai dan ada Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat," kata Iwan. Surat Keputusan itu bernomor 481.3/Kep.964-Disdik/2009 tanggal 24 Juli 2009.

Buku itu, ujar Iwan, salah satu buku resmi yang boleh dipakai untuk pelajaran muatan lokal Bahasa Sunda di SMA. Aktivis dari Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) itu menyayangkan buku berbau seks itu itu bisa lolos tim penilai. "Kami dari FGII mendesak Gubernur Jawa Barat mencabut Surat Keputusan buku itu," ujarnya.

Penulis buku tersebut, Taufik Faturohman mengatakan, cerita Ngeunah -eneh Inem dan beberapa cerita humor Sunda berbau seks lain pada bukunya tidak vulgar. "Khas humor Sunda saja yang memainkan asosiatif," katanya. Soal buku itu bisa beredar di sekolah, Taufik balik mempertanyakan hasil penilaian tim buku bacaan sehingga sekolah-sekolah membelinya dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Menurut Taufik, bukunya itu hanya cocok untuk para guru, bukan siswa.

Buku bersub judul Kumpulan Guguyon Sabulangbentor itu kini sudah terbit menjadi 7 jilid. Isi tiap judulnya kumpulan cerita pendek humor berbahasa Sunda hasil tulisan Taufik di rubrik sebuah koran lokal Bandung sejak 2000-2004. Buku jilid pertamanya terbit pada 2007 untuk umum.

Follow On Twitter